Kedatangan Imam Mahdi adalah salah satu tanda utama dari Hari Pembalasan. Tidak seperti tanda-tanda kecil penampilannya akan sinyal bahwa hari akhir sudah dekat dan bahwa orang percaya harus memastikan bahwa mereka siap untuk bertahan dalam pencobaan dan kesengsaraan (fitnah). Al Mahdi akan datang pada saat warga Muslim akan menjadi terpecah belah dan di mana tirani dan korupsi akan memiliki situasi akan begitu buruk sehingga seseorang akan berharap dia tidak dilahirkan atau bahwa jika seseorang meninggal, dia akan berharap bahwa itu dia.
Kisah al-Mahdi, seperti diceritakan dalam sunnah, adalah kisah tentang harapan di mana perjuangan antara Haqq dan baatil dalam beriman memperoleh kemenangan atas orang-orang kafir, di mana bumi dipenuhi dengan kedamaian dan keadilan karena aturan hanya dari al-Mahdi. Hal ini diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri (ra) bahwa Rasulullah (Sallallahu alaihi wassalam) berkata: "Pada akhir zaman ummatku, Mahdi akan muncul. Allah akan memberinya hujan, bumi akan mendatangkan buah-buahnya, dia akan memberikan banyak uang, sapi akan meningkat dan umat akan menjadi besar "(HR Al-Haakim).
Kisah mahdi adalah salah satu yang mendorong orang percaya bekerja untuk kesatuan umat Islam dan keadilan Islam melalui pendirian Khilafah dan aplikasi Syariah sebagai orang yang beriman mengetahui bahwa suatu hari seluruh dunia akan diterangi oleh cahaya Islam dan kepalsuan akan lenyap. Tapi sampai hari itu tiba ia harus mengambil dorongan dari bashaarat (kabar gembira) dari Rasulullah (Sallallahu alaihi wassalam) dan berusaha dan bekerja untuk Islam dan mengikuti Sunnah Rasulullah (Sallallahu alaihi wassalam).
Jadi sedih mendengar kadang-kadang beberapa menemukan dalam kisah Mahdi alasan dan pembenaran untuk tidak bertindak, mengambil pandangan fatalistik bahwa kita sebagai umat tidak bisa, dan bahkan harus tidak melakukan apa-apa tentang situasi korupsi sampai Mahdi muncul di bagian akhir waktu dan menetapkan Khilafah. Jelas, ini bukan pesan para sahabat (semoga Allah meridhai mereka) mengambil ketika mereka mendengar cerita langsung dari bibir Rasulullah (Sallallahu alaihi wassalam). Mereka mendengar cerita ini dan mereka mengambil pelajaran dan mereka bekerja tanpa lelah, pertama di Makkah dalam rangka membangun Islam dan kemudian setelah berdirinya di Madinah untuk mengkonsolidasikan dan memperluas pengaruh Islam dan setelah kematian al-Mustafa Rasulullah Muhammad (Sallallahu alaihi wassalam) para sahabat yang ditunjuk da diperpanjang otoritas Islam lebih jauh sampai cahaya Islam telah menyebar ke sebagian besar dunia. Jadi bagaimana bisa bahwa kedatangan Mahdi telah menjadi alasan bagi pengunduran diri dengan realitas korup? Memang, jika kita menganalisis laporan otentik tentang kedatangan Mahdi dari kedua titik kenabian dan hukum pandang kita dapat simpulkan sebagai berikut :
Khilafah tidak akan ditetapkan oleh Mahdi tetapi ia akan menjadi Khalifah setelah kematian Khalifah hadapannya. Dengan kata lain Khilafah akan telah didirikan oleh umat Islam sebelum kedatangan Mahdi. Ini dengan jelas dapat dilihat dalam hadits yang menceritakan kedatangan Bani Tamim sebelum Al Mahdi.
Sementara kedatangan Mahdi merupakan suatu hal yang penting dalam kitab-kitab hadis, hampir seolah-olah telah mengambil beberapa subjek sebagai klausul "get-out" untuk tidak bekerja untuk kembalinya Khilafah dan pemberian Bayah kepada Khalifah Al Mahdi.As berikutnya meskipun hanya menyebutkan Khilafah pada masa Mahdi di beberapa alasan cara Muslim dari kewajiban mereka untuk menghapus rezim korup hari ini. akan ada Khilafah lagi insya'Allah, tapi kita semua menjadi satu umat yang hidup dalam kegelapan dan tidak melakukan apapun untuk mengubah situasi itu ? Dan menunggu Allah (SWT) untuk membawa orang-orang yang mencintainya dan Dia -pun mencintai mereka.
Tentang kemunculan Imam al Mahdi di akhir zaman ini memang banyak disebutkan didalam berbagai hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ”Al Mahdi berasal dari umatku, yang akan diishlah oleh Allah dalam satu malam.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dan telah dishahihkan oleh Al Banni didalam kitab “ash Shahihah”)
“Hadits-hadits yang menyebutkan tentang kemunculan al Mahdi amatlah banyak yang berasal dari berbagai jalan dan telah diriwayatkan oleh para imam hadits Kelompok ahli ilmu telah menyebutkan bahwa hadits-hadits itu mutawatir secara maknawi, serta berbagai ciri-ciri yang telah masyhur disebutkan diberbagai hadits diantaranya,”Bahwa dia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran setelah bumi dipenuhi oleh kezaliman dan kesemena-menaan.”. Tidak diperbolehkan bagi seorang pun yang meyakini bahwa fulan bin fulan adalah al Mahdi hingga telah terkumpulnya berbagai ciri-cirinya seperti yang telah dijelaskan oleh Nabi saw didalam berbagai hadits shahih dan yang paling penting adalah, dia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran…” (al Hadits)”
Dikarenakan kemunculan al Mahdi adalah antara tanda-tanda kecil dan besar itu maka sejak zaman raja-raja islam banyak orang yang memberikan sebutan al Mahdi kepada orang-orang tertentu diantara mereka karena setiap mereka menyangka bahwa akhir zaman adalah zaman mereka.
Diantara kaum muslimin ada yang mengatakan bahwa al Mahdi adalah Umar bin Abdul Aziz dikarenakan kesuksesan didalam memegang kekhilafahan dan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Atau pada masa Daulah Fathimiyah yang menegakkan daulahnya pertama kali di sebelah barat (Maghrib) yang kemudian dialihkan ke Mesir dan mengalami perluasannya di sana. Ada yang mengatakan bahwa al Mahdi adalah pemimpin revolusi Sudan, atau apakah mungkin Sufi Muhammad dari pakistan pemeran utama dalam penegakan hukum islam di Lembah Swat adalah al Mahdi yang ditunggu maka kita tidak bisa memastikan kebenaran itu semua sebelum dibuktikan oleh ciri-ciri maupun tanda-tanda tentang kemunculannya sebagaimana diterangkan oleh hadits-hadits yang telah disebutkan diatas.
Walahu A’lam
Diantara kaum muslimin ada yang mengatakan bahwa al Mahdi adalah Umar bin Abdul Aziz dikarenakan kesuksesan didalam memegang kekhilafahan dan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Atau pada masa Daulah Fathimiyah yang menegakkan daulahnya pertama kali di sebelah barat (Maghrib) yang kemudian dialihkan ke Mesir dan mengalami perluasannya di sana. Ada yang mengatakan bahwa al Mahdi adalah pemimpin revolusi Sudan, atau apakah mungkin Sufi Muhammad dari pakistan pemeran utama dalam penegakan hukum islam di Lembah Swat adalah al Mahdi yang ditunggu maka kita tidak bisa memastikan kebenaran itu semua sebelum dibuktikan oleh ciri-ciri maupun tanda-tanda tentang kemunculannya sebagaimana diterangkan oleh hadits-hadits yang telah disebutkan diatas.
Walahu A’lam
1 komentar:
Terima Kasih ilmunya
Post a Comment