Seonggok Daging Dalam Tubuh

Di dalam tubuh manusia ada seonggok daging; jika ia baik maka baiklah tubuh seluruhnya, jika ia rusak maka rusaklah tubuh seluruhnya; seonggok daging itu adalah ’qalbu‘. 

perbincangan tentang hal yang satu ini sudah bukanlah hal yang baru karena memang hampir setiap orang tahu mengenai qalbu ini. Entah itu tokoh spiritual atau masyarakat awam, sebagian besar menerjemahkan qalbu dengan ‘hati‘. 

Secara lahiriah Hati / jantung adalah organ tubuh yang berada di bagian kanan atas perut yang berbatasan dengan dada sebelah kanan tepat di bawah diafragma dan berfungsi sebagai organ detoksifikasi darah (penawar racun tubuh). Qalbu (bentuk fisik) dalam kamus Bahasa Arab didefinisikan sebagai ‘organ yang sarat dengan otot yang fungsinya menghisap dan memompa darah, terletak di tengah dada agak miring ke kiri’. Jadi, qalbu adalah jantung. Jantung adalah seonggok daging yang kalau ia baik maka seluruh tubuh akan baik atau sebaliknya kalau ia rusak maka seluruh tubuh akan rusak.

Dalam dunia spiritual beda lagi pemahamannya. Qalbu (qalb) dipahami sebagai sesuatu yang tak dapat dilihat secara visual (intangible) atau lebih dekat dengan kata jiwa. Ini mematahkan anggapan bahwa qalbu merupakan benda fisik atau seonggok daging. Ungkapan seonggok daging itu merupakan sebuah metafora (majazi) bukan ungkapan sesungguhnya (haqiqi). Pemahaman ini selaras dengan ungkapan “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat” (Mens sana in corpore sano, Latin).

Apakah bertentangan.........? (tentu tidak hadist dan al quran , setiap ayat - ayatnya tidak bertentangan , hanya cara memandang manusianya yag bertentangan)

Dari sini kita dapat melihat bahwa ‘qalbu’ bermakna ambigu. Karena dapat dimaknai secara benda fisik, dapat pula dimaknai secara abstrak. Mirip dengan kata heart dalam bahasa Inggris, sama-sama memiliki makna ganda. Heart dapat bermakna jantung (heart attack, serangan jantung), dapat juga bermakna hati. Hati di sini mengandung pengertian: cinta, emosi, nurani atau perasaan, sehingga sering diasosiasikan dengan kata love. Mirip dengan pemahaman secara spiritual. Tapi, kata ‘hati’ dan ‘jantung’ ini biasanya digunakan oleh para seniman dalam syair puisi maupun lagu. Misalnya : sakit hati, menghujam jantungku, dan sebaginya.

Jadi, untuk memaknai qalbu ini, sebenarnya kata yang cocok digunakan adalah dua-duanya karena dalam tubuh kita memang terdapat dua unsur yang menyatu yakni jasad dan jiwa , jasmani dan rohani , lahir dan batin. Jika kita mau memahami sumber dari segala sumber hukum dalam agama islam (AlQuran dan Hadits), maka akan terdapat dua pengertian pula yakni makna dzahir dan makna batin. setiap ayat atau sunnah yang ada memang ditujukan untuk urusan jasmani dan untuk urusan rohani.

Seperti halnya shalat maka jika kita mengkaji , meneliti , memikirkan dan memahami maka secara jasmani saja setiap gerakan shalat akan mendatangkan keuntungan berupa kesehatan bagi jasmani kita saja , sedangkan secara ruhaninya ada dalam ketenangan batin (khusyu') mengingat , melafadzkan , memahami ayat - ayat Allah dan mengagungkan-Nya.

Pada hakikatnya, kata-kata bukan saja serangkaian huruf-huruf, melainkan juga sarat akan makna. Ada muatan di dalamnya. Semua yang menjadi muatan kata-kata harus dapat dipahami secara jelas untuk menemukan setiap pesan yang dibawanya. Bahasa adalah sebuah fakta sosial yang hanya dapat diubah melalui sebuah pemahaman, tapi inti dari bahasa adalah saling memahami. bangsa kita memiliki banyak bahasa dan pembendaharaan kata baik secara etnis maupun serapan.

Pemahaman dan atau tujuan serta maksud dari setiap orang apakah mereka cenderung kepada jasmaniah atau ruhaniah membuat perbedaan semakin lengkap, belum lagi rumitnya susunan tata bahasa yang ada. 

Wallahu A'lam

0 komentar:

Post a Comment