Ketika Harapan Hanya Tinggal Harapan

Kita semua berhubungan dengan cerita semacam ini dan ini menjadi mimpi buruk bagi semua orang, pada saat manusia berada pada titik terdekat dengan kematian sudah seharusnya membuat satu upaya terakhir untuk menyelamatkan diri jika sudah tidak ada harapan di dunia maka satu-satunya yang mejadi harapan adalah keselamatan di hari akhir,  agar tidak kehilangan setiap detik dan setiap menit  , jam atau bahkan hari di luar keyakinan untuk mendapatkan keselamatan.

Kehancuran demi kehancuran akan didatangkan ketika manusia kebanyakan manusia tidak lagi menginginkan , atau tidak lagi menghiraukan adanya Tuhan Sang Pencipta maka Ia melihat ke sekeliling pada alam semesta dan pada individu manusia apakah masih tampak manusia yang berniat mematuhi perintah-Nya dan menginginkan rahmat-Nya dengan melihat iman yang benar-benar tak tergoyahkan atau telah lenyap sama sekali.

Kita bisa datang ke posisi terkuat iman dengan senantiasa memegang Tuhan untuk mempertimbangkan segala sesuatu dan tetap berusaha dengan tidak pernah putus asa. berpegang teguh kepada ajaran Allah bahkan ketika kita merasa benar-benar ingin menyerah dan mengakhiri semuanya. 

Sebuah ironi klasik adalah ketika kita dibawa ke tempat keputusasaan dan mencengangkan dimana kejadian - kejadian kehancuran yang tragis dan menyakitkan terasa dekat. Situasi dimana sepertinya sudah tidak ada lagi harapan akan pertolongan dan kita akhirnya bisa menjangkau kebenaran yang mana kita benar-benar membutuhkan dan kemudian menerima serta kembali kepada ajaran-Nya. penerimaan dengan segala kerendahan hati kita yang kemudian membawa kita berdiri di puncak pembebasan.

Yang Pasti Sebagai Pemenang

Manusia selalu berhasil bangkit ketika terpuruk
Kembali berdiri setelah terjatuh
Menebarkan senyuman setelah menangis
Berteriak setelah lama terdiam dan membisu

Walau seberat apapun masalah yang dihadapi Karena tidak ada manusia yang diciptakan untuk selalu gagal

Wallahu A'lam

0 komentar:

Post a Comment