Memerangi Kemiskinan Dan Pembodohan

Kemiskinan sebagai gejala dalam masyarakat sudah dikenal sejak dahulu , Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan sudah banyak digalakkan sejak dahulu , namun bukannya malah berkurang akan tetapi semakin tidak karuan , rakyat menjadi budak di negeri sendiri , diperas dan dianiaya , dipekerjakan seperti layak-nya hewan, tak kenal siang dan tak kenal malam. 

Ironisnya lagi kemiskinan dinegara kita bukan saja dalam bentuk materi namun juga spiritual ,  miskin iman dan miskin materi , sebagian besar lebih mengarah kepada pendidikan yang justru membawa manusia kepada pembodohan jangka - panjang dan kerusakan , ingkar kepada sang pencipta.


Kemiskinan adalah kejahatan terbesar bagi kemanusiaan, kemiskinan membuat jutaan rakyat miskin tidak mendapatkan haknya untuk hidup bebas dari lapar dan takut, bebas dari Pembodohan dan kesakitan, bebas dari pelacuran dan perbudakan sesama manusia, dan bebas dari berbagai tragedi kemiskinan lainnya. Kemiskinan juga adalah sumber segala masalah sosial-kemasyarakatan seperti masalah rumah tangga, kriminalitas, anak jalanan, daerah kumuh, dan sebagainya.

Pengentasan kemiskinan harus bergeser dari menempatkan rakyat miskin sebagai obyek menjadi subyek pembangunan. Orang miskin tak boleh dipandang sebagai pihak yang membebani negara, namun justru sebagai pihak yang memiliki hak atas negara. Kemiskinan adalah fenomena multidimensi di mana penduduk miskin tak hanya memiliki pendapatan rendah tapi juga memiliki akses yang terbatas terhadap tanah, rumah, dan kebutuhan dasar lainnya seperti air bersih, fasilitas kesehatan, dan pendidikan dasar.

Beberapa fokus program prioritas utama yang mustinya dilakukan dewasa ini adalah upaya pengentasan kemiskinan Iman.

“Iman bagi seseorang adalah sangat berharga. Karena kalau iman kita lemah tentu akan mudah melakukan hal-hal yang negatif. Sebaliknya bila iman kita kuat, walaupun kita orang yang tidak memiliki harta tentu kita akan takut melakukan larangan Allah SWT dan lebih berbuat kepada hal - hal yang positif ”

Wallahu A'lam

0 komentar:

Post a Comment